Selasa, 19 Oktober 2010

>> Al-Qur'an Sebagai Mukjizat


Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa yang bertentangan dengan adat, atau keluar dari batas-batas faktor yang telah diketahui. Manusia tidak kuasa membuatnya karena hal ini adalah diluar kesanggupannya. Mukjizat diberikan kepada nabi-nabi untuk menguatkan kenabian dan kerasulannya dan meyakinkan bahwa agama yang dibawanya bukan dibuat sendiri, melainkan benar-benar dari Allah. Maksud bahwa Al-Qur’an sebagai mukjizat adalah menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah haq.
Sifat kemukjizatan itu tidak bisa dibuktikan kecuali apabila tiga faktor telah
dipenuhi, yaitu : 
1. Adanya tantangan (ajakan bertanding atau berlomba)
Dalam sejarah, Al-qur’an telah menantang orang-orang Arab (khususnya) dan semua manusia umumnya, karena Al-qur’an yang besar ini dibawa oleh seorang nabi yang ummi, yang tidak bisa membaca dan menulis, tidak pernah belajar atau mendapat ilmu dari sekolah atau seorang ulama yang pandai dan menonjol dalam berbagai segi kebudayaan dan pengetahuan. Ia datang dengan membawa kitab yang agung dengan maksud menandingi kaum jahiliah pada waktu itu sekalipun mereka adalah pemimpin-pemimpin sastrawan, Nabi Muhammad mengajak mereka umtuk menandingi Al-Qur’an dengan susunan kalimat yang kuat dan gaya bahasa yang mempesona yang bisa menggetarkan semangat serta mendorong untuk ikutberlomba.
Al-Qur’an mempersilahkan mereka untuk bertanding dengan membuat sepuluh surat yang sama, kemudian dengan satu surat saja, namun mereka bungkam tidak bisa bicara satu pun. Karena itu Al-Qur’an mencatat satu kemenangan dengan mengalahkan mereka dan tetap tegaklah Al-qur’an sebagai mukjizat Muhammad yang diturunkan dari Allah.
Macam-macam ajakan bertanding yang terdapat dalam Al-Qur’anul Karim ada
dua macam, yaitu : 
a. Ajakan bertanding secara umum.
Ajakan ini disediakan untuk semua golongan seperti yang didengungkan ayat
ini :
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".(Q.S. 17: 88)
b. Ajakan bertanding secara khusus.
Ajakan bertanding khusus ini ada dua macam :
Yang bersifat kully (keseluruhan), yaitu ajakan bertanding dengan seluruh
Al-Qur’an mengenai hukum-hukumnya, keindahanya, balaghohnya dan
kejelasannya.
Yang bersifat juz’I (bagian), yaitu ajakan bertanding dengan semisal satu
surat Al-Qur’an, walaupun dari surat yang pendek seperti surat Al-Kautsar.
2. Dorongan menangkis tantangan
Faktor kedua, yaitu adanya pendorong untuk bertanding di kalangan orang- orang Arab, karena Nabi saw, datang kepada mereka dengan membawa agama baru yang dapat menghancurkan agama mereka, menganggap bodoh pikirannya, menundukan tuhan dan patung-patungnya serta menjadikan mereka bahan tertawaan diantara manusia.

0 komentar:

Posting Komentar